SETELAH PON SUKSES, EMBARKASI LANCAR, JALAN MANTAP, APA
LAGI?
Oleh Dr. Rosiady Sayuti
Kepala Bappeda NTB
Ketika menerima Jajaran Pengurus KONI NTB hasil Musda pada
bulan Juli 2009 yang memilih pak HMS Kasdiono sebagai ketua umumnya, pada waktu
itulah Gubernur NTB, Bapak Tuan Guru Bajang menantang Ketua KONI yang baru,
agar mampu mentargetkan peraihan emas menjadi sepuluh. Padahal ketika melapor peraihan
emas pada PON di Samarinda, NTB hanya mendapat 3 emas, sehingga rangkingnya
masuk ke 26 dari 33 Propinsi yang ikut PON.
Setelah berdiskusi dan tentu memperhitungkan segala sesuatunya, tidak
ada kata lain dari pak Ketua KONI yang waktu itu baru saja terpilih, selain
kata ”Siap, Pak Gub.” Sejak itulah kemudian Ketua KONI beserta jajarannya mulai
berfikir, bagaimana mewujudkan tantangan pak Gubernur. Itu artinya NTB harus
dapat melakukan terobosan khusus, sehingga mendapat tambahan medali tiga kali
lipat dari raihan PON sebelumnya. Sesuatu yang menurut pak Kasdiono, pasti
susah sekali. Tapi kan ada istilah orang
barat, “nothing is impossible on earth.” Tidak ada yang tidak mungkin. Kita
juga punya pepatah, “dimana ada kemauan, di sana ada jalan.”
Demikianlah, sekilas balik apa yang kemudian kita sama sama
saksikan menjadi salah satu titik tolak kebanggaan daerah dan masyarakat kita.
NTB berhasil melampaui target sepuluh emas (memperoleh 11 emas 5 perak dan 8
perunggu) dan memperbaiki peringkat yang tadinya 26 dari 33 provinsi menjadi peringkat
12. Sebuah prestasi yang merupakan hasil kerja keras semua fihak, terutama para
atlit, pelatih, pengurus cabor, pengurus KONI, dibawah motivator dan
fasilitator utama daerah, yaitu Gubernur dan Wakil Gubernur NTB. Alhamdulillah.
Setelah kita selesai dengan euforia Sukses PON Riau, kembali
ada getaran getaran kehawatiran terkait embarkasi haji. Untuk pertama kalinya dalam sejarah, NTB
dipercaya menjadi embarkasi dan disembarkasi haji penuh oleh pemerintah. Itu
artinya, masyarakat NTB yang akan naik haji, bisa langsung terbang dari BIL ke
Jeddah, Saudi Arabia. Dari Tanak Awu ke Tanah Suci. Namun alhmadulillah, kehawatiran itu sirna,
manakala jadwal pemberangkatan pertama jamaah Haji Kloter dari Kota Mataram
sesuai jadwal. Pendaratan perdana
Pesawat Airbus Garuda di BIL berjalan mulus, demikian pula take off perdananya. Sesuatu yang menjadi kehawatiran banyak fihak
tidak terjadi. Sejak hari itu, 21
September 2012, resmilah BIL menjadi embarkasi penuh haji untuk wilayah NTB.
Ceritera tentang embarkasi ini lain lagi. Kira kira sebulan sebelum BIL beroperasi
tahun lalu, pak Gub mengahadap Menteri Agama, Suryadharma Ali. Pada waktu itu
pak Gub meminta agar BIL dapat dipergunakan sebagai embarkasi dan disembarkasi
penuh. Kebetulan waktu itu tanggal 1 Oktober merupakan pendaratan perdana.
Sedangkan jemaah haji mulai berangkat tanggal 8 Oktober. Jadi paslah kata
beliau. “sekalian kita cari barokahnya,” kata pak Gub pada pak Menteri,
setengah memaksa. Dan pak Menteri pada waktu pertemuan itu pada prinsipnya
setuju. Namun ternyata belakangan secara teknis administrasi yang tidak
memungkinkan, karena saat itu maskapai yang akan melayani jemaah NTB embarkasi
Surabaya adalah Saudia Airlines yang tidak memiliki pesawat yang dapat mendarat
di BIL. Seandainya Garuda yang bertugas untuk
mengangkut jemaah haji asal NTB waktu itu, bukan tidak mungkin embarkasi
penuh dari BIL dimulai tahun lalu.
Harapan kita ke depan, semoga BIL tidak hanya embarkasi untuk masyarakat
NTB, tapi juga untuk NTT dan Bali, insya Allah. Ini, sekaliagus menghapus
keraguan orang yang mengatakan bahwa BIL tidak bisa dilandasi oleh pesawat
berbadan lebar dengan penumpang di atas tiga ratus orang.
Percepatan Jalan
Setelah ceritera sukses PON dan embarkasi haji, satu lagi
yang mungkin perlu diketahui masyarakat, sebagai hasil buah sukses yang telah
dilaksanakan oleh pemerintah Provinsi NTB, dalam rangka implementasi RPJMD
2009-2013. Yaitu peningkatan kondisi jalan raya, baik jalan negara, maupun
jalan provinsi.
Pada awal Tuan Guru Bajang menjadi gubernur, prosetase jalan
provinsi yang masuk dalam kategori mantap hanya 44 persen. Karenanya tidak mengherankan, setiap kali pak
Gub maupun Wagub bersilaturahim dengan masyarakat, khususnya di Pulau Sumbawa,
selalu keluhan mereka adalah jalan.
Saking seringnya masalah jalan ini diutarakan oleh masyarakat, secara
bercanda beliau mengatakan “……kalau saja kita bisa membangun jalan dengan surat
alfatihah, maka saya akan ajak kita semua untuk membaca alfatihah
sering-sering.” Beliau ingin mengatakan
bahwa komitmen pemerintah soal jalan ini jangan pernah diragukan. Namun karena
perlu dana besar, tentu perlu waktu. Bayangkan, dari 1700 an km jalan provinsi,
lebih dari 1000 km kondisinya tidak mantap. Demikian pula halnya jalan negara,
yang membentang antara Ampenan di Lombok bagian barat, sampai ke Sape, ujung Pulau
Sumbawa bagian timur.
Alhamdulillah, masalah jalan ini ternyata dapat juga
diatasi. Untuk jalan negara, kementrian PU mengalokasikan dana yang tidak
sedikit dengan target pada akhir 2013 seluruhnya dapat dimantapkan. Artinya
Ampenan-Sape menjadi hotmix mulus. Sepanjang
tidak kurang dari 632 km. Bahkan, penyelesaiannya dapat dipercepat. Yang
tadinya akhir 2013, menjadi akhir 2012.
Alhamdulillah.
Demikian pula jalan propinsi, yang tadinya banyak rusak.
Melalui Perda Perepatan Peningkatan Pemantapan jalan Sistem Tahun Jamak, lebih
dari 350 km dapat dimantapkan dengan anggaran sekitar 450 Milyar dalam masa
anggaran tiga tahun. Sebuah kebijakan
Gubernur bersama DPRD yang bertujuan untuk meningkatkan kemantapan jalan
propinsi yang semula hanya 44persen mantap, menjadi hampir 70 persen
mantap. Sesuai dengan target dalam RPJMD
2009-2013. Bahkan lebih sedikit, akan dapat dicapai, diakhir tahun 2013. Sampai
akhir 2012 ini, target untuk menjadi 68 persen mantap dapat dicapai. Semoga di
tahun 2013 masih ada tambahan dari APBN untuk jalan propinsi yang berstatus
strategis nasional, sehingga target dalam RPJMD dapat terlampaui, sebagaimana
halnya lampauan target medali emas di PON Riau. Insya Allah.
Ketika ada yang menyinggung, apakah demikian tingginya
perhatian pemerintah pusat pada NTB ada kaitannya dengan posisi TGB sebgaia
ketua DPD Demokrat NTB? Dengan kerendahan hati beliau menjawab “saya kira ya,
meski sulit juga kita buktikan. Dan secara pribadi, ketika menerima tawaran
teman-teman untuk memimpin PD NTB, niat saya memang hanya itu, agar apa yang
telah kita rencanakan dalam RPJMD mendapat dukungan pusat. Terutama terkait
infrastruktur dasar seperti jalan, pengairan, dan listrik, yang menjadi
persoalan kita selama ini di NTB, yang membuat investor masih enggan masuk ke
daerah kita. “ Wallahu ‘alam bissawab.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar