Rabu, 18 September 2013

PON, EMBARKASI, JALAN, APALAGI?


SETELAH PON SUKSES, EMBARKASI LANCAR, JALAN MANTAP, APA LAGI?

Oleh Dr. Rosiady Sayuti
Kepala Bappeda NTB

Ketika menerima Jajaran Pengurus KONI NTB hasil Musda pada bulan Juli 2009 yang memilih pak HMS Kasdiono sebagai ketua umumnya, pada waktu itulah Gubernur NTB, Bapak Tuan Guru Bajang menantang Ketua KONI yang baru, agar mampu mentargetkan peraihan emas menjadi sepuluh. Padahal ketika melapor peraihan emas pada PON di Samarinda, NTB hanya mendapat 3 emas, sehingga rangkingnya masuk ke 26 dari 33 Propinsi yang ikut PON.  Setelah berdiskusi dan tentu memperhitungkan segala sesuatunya, tidak ada kata lain dari pak Ketua KONI yang waktu itu baru saja terpilih, selain kata ”Siap, Pak Gub.” Sejak itulah kemudian Ketua KONI beserta jajarannya mulai berfikir, bagaimana mewujudkan tantangan pak Gubernur. Itu artinya NTB harus dapat melakukan terobosan khusus, sehingga mendapat tambahan medali tiga kali lipat dari raihan PON sebelumnya. Sesuatu yang menurut pak Kasdiono, pasti susah sekali.  Tapi kan ada istilah orang barat, “nothing is impossible on earth.” Tidak ada yang tidak mungkin. Kita juga punya pepatah, “dimana ada kemauan, di sana ada jalan.”

Demikianlah, sekilas balik apa yang kemudian kita sama sama saksikan menjadi salah satu titik tolak kebanggaan daerah dan masyarakat kita. NTB berhasil melampaui target sepuluh emas (memperoleh 11 emas 5 perak dan 8 perunggu) dan memperbaiki peringkat yang tadinya 26 dari 33 provinsi menjadi peringkat 12. Sebuah prestasi yang merupakan hasil kerja keras semua fihak, terutama para atlit, pelatih, pengurus cabor, pengurus KONI, dibawah motivator dan fasilitator utama daerah, yaitu Gubernur dan Wakil Gubernur NTB.  Alhamdulillah.

Setelah kita selesai dengan euforia Sukses PON Riau, kembali ada getaran getaran kehawatiran terkait embarkasi haji.  Untuk pertama kalinya dalam sejarah, NTB dipercaya menjadi embarkasi dan disembarkasi haji penuh oleh pemerintah. Itu artinya, masyarakat NTB yang akan naik haji, bisa langsung terbang dari BIL ke Jeddah, Saudi Arabia. Dari Tanak Awu ke Tanah Suci.  Namun alhmadulillah, kehawatiran itu sirna, manakala jadwal pemberangkatan pertama jamaah Haji Kloter dari Kota Mataram sesuai jadwal.  Pendaratan perdana Pesawat Airbus Garuda di BIL berjalan mulus, demikian pula take off perdananya.  Sesuatu yang menjadi kehawatiran banyak fihak tidak terjadi.  Sejak hari itu, 21 September 2012, resmilah BIL menjadi embarkasi penuh haji untuk wilayah NTB.

Ceritera tentang embarkasi ini lain lagi.  Kira kira sebulan sebelum BIL beroperasi tahun lalu, pak Gub mengahadap Menteri Agama, Suryadharma Ali. Pada waktu itu pak Gub meminta agar BIL dapat dipergunakan sebagai embarkasi dan disembarkasi penuh. Kebetulan waktu itu tanggal 1 Oktober merupakan pendaratan perdana. Sedangkan jemaah haji mulai berangkat tanggal 8 Oktober. Jadi paslah kata beliau. “sekalian kita cari barokahnya,” kata pak Gub pada pak Menteri, setengah memaksa. Dan pak Menteri pada waktu pertemuan itu pada prinsipnya setuju. Namun ternyata belakangan secara teknis administrasi yang tidak memungkinkan, karena saat itu maskapai yang akan melayani jemaah NTB embarkasi Surabaya adalah Saudia Airlines yang tidak memiliki pesawat yang dapat mendarat di BIL. Seandainya Garuda yang bertugas untuk  mengangkut jemaah haji asal NTB waktu itu, bukan tidak mungkin embarkasi penuh dari BIL dimulai tahun lalu.   Harapan kita ke depan, semoga BIL tidak hanya embarkasi untuk masyarakat NTB, tapi juga untuk NTT dan Bali, insya Allah. Ini, sekaliagus menghapus keraguan orang yang mengatakan bahwa BIL tidak bisa dilandasi oleh pesawat berbadan lebar dengan penumpang di atas tiga ratus orang.

Percepatan Jalan
Setelah ceritera sukses PON dan embarkasi haji, satu lagi yang mungkin perlu diketahui masyarakat, sebagai hasil buah sukses yang telah dilaksanakan oleh pemerintah Provinsi NTB, dalam rangka implementasi RPJMD 2009-2013. Yaitu peningkatan kondisi jalan raya, baik jalan negara, maupun jalan provinsi.

Pada awal Tuan Guru Bajang menjadi gubernur, prosetase jalan provinsi yang masuk dalam kategori mantap hanya 44 persen.  Karenanya tidak mengherankan, setiap kali pak Gub maupun Wagub bersilaturahim dengan masyarakat, khususnya di Pulau Sumbawa, selalu keluhan mereka adalah jalan.  Saking seringnya masalah jalan ini diutarakan oleh masyarakat, secara bercanda beliau mengatakan “……kalau saja kita bisa membangun jalan dengan surat alfatihah, maka saya akan ajak kita semua untuk membaca alfatihah sering-sering.”  Beliau ingin mengatakan bahwa komitmen pemerintah soal jalan ini jangan pernah diragukan. Namun karena perlu dana besar, tentu perlu waktu. Bayangkan, dari 1700 an km jalan provinsi, lebih dari 1000 km kondisinya tidak mantap. Demikian pula halnya jalan negara, yang membentang antara Ampenan di Lombok bagian barat, sampai ke Sape, ujung Pulau Sumbawa bagian timur.

Alhamdulillah, masalah jalan ini ternyata dapat juga diatasi. Untuk jalan negara, kementrian PU mengalokasikan dana yang tidak sedikit dengan target pada akhir 2013 seluruhnya dapat dimantapkan. Artinya Ampenan-Sape menjadi hotmix mulus.  Sepanjang tidak kurang dari 632 km. Bahkan, penyelesaiannya dapat dipercepat. Yang tadinya akhir 2013, menjadi akhir 2012.  Alhamdulillah.

Demikian pula jalan propinsi, yang tadinya banyak rusak. Melalui Perda Perepatan Peningkatan Pemantapan jalan Sistem Tahun Jamak, lebih dari 350 km dapat dimantapkan dengan anggaran sekitar 450 Milyar dalam masa anggaran tiga tahun.  Sebuah kebijakan Gubernur bersama DPRD yang bertujuan untuk meningkatkan kemantapan jalan propinsi yang semula hanya 44persen mantap, menjadi hampir 70 persen mantap.  Sesuai dengan target dalam RPJMD 2009-2013. Bahkan lebih sedikit, akan dapat dicapai, diakhir tahun 2013. Sampai akhir 2012 ini, target untuk menjadi 68 persen mantap dapat dicapai. Semoga di tahun 2013 masih ada tambahan dari APBN untuk jalan propinsi yang berstatus strategis nasional, sehingga target dalam RPJMD dapat terlampaui, sebagaimana halnya lampauan target medali emas di PON Riau. Insya Allah.

Ketika ada yang menyinggung, apakah demikian tingginya perhatian pemerintah pusat pada NTB ada kaitannya dengan posisi TGB sebgaia ketua DPD Demokrat NTB? Dengan kerendahan hati beliau menjawab “saya kira ya, meski sulit juga kita buktikan. Dan secara pribadi, ketika menerima tawaran teman-teman untuk memimpin PD NTB, niat saya memang hanya itu, agar apa yang telah kita rencanakan dalam RPJMD mendapat dukungan pusat. Terutama terkait infrastruktur dasar seperti jalan, pengairan, dan listrik, yang menjadi persoalan kita selama ini di NTB, yang membuat investor masih enggan masuk ke daerah kita. “ Wallahu ‘alam bissawab.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar