Rabu, 18 September 2013

CATATAN DARI CALGARY, CANADA


Catatan Kecil dari Calgary, Canada
Oleh Dr. Rosiady Sayuti


Memang ini baru pertama kali saya ke Calgary, Canada.  Sebuah kota di panati barat, dekat denngan Vancouver.   Dengan penduduk sekitar 1,2 juta, Calgary termasuk kota terbesar ketiga di Canada. Calgary ini lahir atau terbentuk sebagai kota pada tahun 1884 dengan Walikota pertamanya bernama George Murdoch.   Kota ini berkembang dengan pesat denganbangunan-bangunan tingginya pada tahun 1970an, sebagai berkah dari oil boom.  Maklum penghasilan provinsi ini sebagian besar dari tambang minyak dan pertanian. 

Kota ini cukup indah.  Pernah menjadi tuan rumah olimpiade musim dingin tahun 1988.  Karenanya di kota ini ada dibangun sebuah taman, untuk mengenang oeristiwa itu.  Namanya Olympic Park.  Kebetulan dekat sekali dengan hotel tempat saya menginap.

Seperti halnya kota kota lain di Amerika atau Kanada, ‘settingan’ kotanya sudah standar. Ada gedung gedung perkantoran tinggi. Jalan-jalan raya tertata rapi. Ada monorail atau kereta apai yang membawa penumpang dari ujung ke ujung dalam kota. Ada juga bus kota. Bahkan juga bus dan kereta api antar kota.   Kota ini menjadi pusat kereta api Canada sejak tahun 1996, pindah dari Montreal.

Yang menarik, dan mungkin bisa kita tiru adalah penataan jalan-jalan di pusat keramaian.  Ada jalan-jalan lebar yang merupakan lorong antara pusat pertokoan yang diperuntukkan hanya untuk pejalan kaki saja.  Tidak boleh ada kendaraan lewat disitu. Pengerasannya juga tidak pakai aspal.   Ada tempat tempat duduk yang disediakan.   Jadi semacam taman di tengah pusat perbelanjaan.

Saya membayangkan kalau jalan antara perlimaan di ampenan menuju pantai ampenan dibuat seperti itu.  Bolehlah ada kendaraan yang lewat di situ, tapi kecepatannya tidak boleh lebih lima atau sepuluh km per jam.  Sehingga tidak menghawatirkan bagi pejalan kaki.   Karena kalau dilarang, kasian mereka yang tinggal di kampung di sekitarnya.  Atau mereka yang mau menikmati pantai juga bisa pakai mobil. Nah, samping kanan kirinya dipenuhi oleh para penjual souvenir ataupun rumah makan aneka rasa.   Tentu perlu dana dan waktu.  Karena untuk orang datang ke sana, pasti harus dibangun daya tariknya yang khas. Ini yang perlu difikirkan bersama.  Gagasan pak wali untuk menghidupkan Ampenan sebagai kota tua sudah tepat. Kalau jadi dibangun pelabuhan pariwisata di Ampenan, dapat menjadi daya tarik tersendiri.  Wisatawan dari Bali yang mau ke Lombok bisa mendarat di sana.  Kalaupun mereka tidak menginap, tapi dengan dibangunnya berbagai sarana pariwisata dan perbelanjaan di Ampenan, uang mereka bisa ‘dikuras’ di situ.

Mesti dibangun juga pusat pertunjukan tetap.  Apakah untuk kesenian tradisional ataupun modern.  Ini juga bagian dari upaya membangun daya tarik bagi wisatawan.  Saya pernah terlibat dalam perencanaan pembangunan Museum Bahari di Ampenan.  Mungkin ini juga dapat ditelaah kembali kemungkinannya.  Museum bahari ini penting, mengingat Ampenan adalah salah satu jendela dunia untuk nusantara pada masa lalu. Sebuah kota yang sangat terkenal.  Bahkan namanya mungkin lebih dikenal dari pada pulau Lombok.

Kembali ke Calgary.  Saya sempat menikmati taman olimpiade, atau Olympic Park.  Tidak terlalu luas tapi cukup indah.  Ada kolam dangkal ditengah tengah taman yang bisa disinggahi oleh burung-burung.  Yang menarik, ada bangunan yang terdiri dari pagar-pagar dengan atap yang terbuka. Di sisi pagar atau temboknya terdapat nama-nama para peraih medali olimpiade yang berasal dari Kanada dari masa ke masa.  Baik olimpiade musim panas, musim dingin, ataupun olimpiade khusus bagi penyandang cacat.

Di sini saya berfikir, bagus juga kalau kita juga dapat memberikan penghargaan bagi para peraih medali PON kita dari masa ke masa dengan mengukir nama mereka di lempengan tembaga dan meletakkannya di taman-taman seperti Olympic Parknya Calgaryitu. Supaya anak cucu kita tidak kehilangan jejak. Jangan sampai mereka tidak tahu, kalau pernah ada, putra putri terbaik kita dari NTB yang bisa meraih medali dalam even bergengsi seperti PON.   Bahkan dalam PON 2012 lalu, demikian banyak medali yang diraih.  Sayang sekali kalau nama-nama itu hanya berlalu begitu saja, tanpa pernah kita ukir di sebuah prasasti yang monumental.   Ini juga akan memberikan inspirasi tersendiri bagi mereka, para generasi muda kita.  Agar bisa berprestasi, bahkan lebih tinggi dari para pendahulunya.

Saya juga sempat naik ke Calgary Tower, yang tingginya sekitar 190,8 meter.  Tower ini didirikan tahun 1967 dan diresmikan pada bulan Juni 1968.  Untuk naik, kita bayar 16 dolar per orang.  Di atas, di bawah area observasi ada restoran berputar.   Cuma restoran ini selalu penuh. Kalau mau makan di situ, harus pesan jauh-jauh hari sebelumnya.  Dikatakan berputar, karena memang tempat  duduknya selalu bergerak berputar, 360 derajat.  Makanya diberi nama Restoran 360 derajat.

Dari ketinggian 190 meter itu, kita dapat menikmati Kota Calgary seluruhnya.  Kalau pakai teleskop, yang disediakan secara gratis, kita bisa melihat bangunan-bangunan di pinggir kota, sampai sejauh dua puluh kilometer.  Di bagian lantai bawah, ada toko souvenir, tempat untuk membeli oleh-oleh.  Tentu oleh oleh khas Calgary. Meskipun sebagian besar Made in China.

Yang menarik, di dinding-dinding menara ini, dipajang foto-foto lama, yaitu sewaktu menara itu dibuat.  Artinya ada semacam diorama proses pembangunan menara itu, dari mulai peletakan batu pertama, sampai peletakan kuadron puncaknya.   Di sini saya teringat bangunan Islamic Center kita yang saat ini sedang dibangun.  Termasuk pembangunan menara Asmaul Husna-nya, yang tingginya 99 meter itu (jadi setengah dari Calgary Tower).  Foto-foto dokumentasi masa-masa kontruksinya harus diamankan dan nanti dipajang di tempat yang khusus disediakan untuk itu, di dalam area IC tersebut.

Jam di tangan saya menunjukkan hampir pukul 21.00. tapi sinar matahari masih nampak.  Rupanya magrib di Calgary pk. 21.55 sementara matahari terbit pk 05.20.  Artinya, matahari di peraduannya hanya lima atau enam jam saja.   Merasa sudah capek, kami kembali ke hotel, istirahat.  Esoknya harus presentasi, menyampaikan gagasan yang terkait dengan ikhtiar membangun Generasi Emas NTB di masa masa mendatang, melalui Hibah Kompetisi senilai dua juta dollar di Grand Challenge Canada yang cukup bergengsi.  Insya Allah. (Calgary, Canada)


Tidak ada komentar:

Posting Komentar