ANTARA MDG’s DAN IPM
Oleh Dr. Rosiady Sayuti
Sungguh kami tak menyangka
sama sekali kalau apa yang telah dilaksanakan oleh Pemerintah Provinsi bersama
Pemkab/Pemkot se NTB dalam kurun waktu 2009-2012 ini mendapat apresiasi luar
biasa dari Pemerintah Pusat, cq BAPPENAS.
NTB dinobatkan sebagai Juara Satu untuk pencapaian MDGs (Millenium
Development Goals atau Tujuan Pembangunan Millenium) 2009-2012 secara
akumulatif; Juara Satu untuk berbagai kategori 2009-2011 dan Juara Satu untuk
keberhasian menurunkan tingkat Kedalaman Kemiskinan 2009-2011. Sungguh sebuah prestasi yang Tepat Waktu,
karena diberikan diakhir periode RPJMD 2009-2013; tahun terkahir kepemimpinan
Bapak Tuan Guru Bajang bersama Bapak Haji Badrul Munir. Juara Satu artinya, pecapaian Nusa Tenggara
Barat terkait dengan program percepatan MDGs yang wajib dilaksanakan oleh
seluruh Pemerintah Daerah di Indonesia, adalah yang terbaik.
Apa itu MDG’s?
Millenium Development Goals
atau Tujuan Pembangunan Millenium merupakan komitmen seluruh kepala pemerintahan
di dunia (189 negara) yang dirumuskan dan ditanda tangani oleh para Kepala
Pemerintahan di Maras Besar PBB di New York pada awal tahun 2000, awal mulainya
abad ke 21. Isi dari komitment tersebut
ada 8 (delapan) butir besar sebagai tujuan, yaitu: (1) Menanggulangi kemiskinan
dan kelaparan; (2) Mencapai Pendidikan Dasar untuk semua; (3) Mendorong
Kesetaraan Gender dan Pemberdayaan perempuan; (4) Menurunkan Angka Kematian
Anak; (5) Meningkatkan Kesehatan Ibu; (6) Mengendalikan HIV-AIDS, malaria, dan penyakit
menular lainnya; (7) Menjamin kelestarian Lingkungan Hidup; dan (8)
Mengembangkan kemitraan pembangunan di tingkat global. Dari delapan tujuan tersebut, dikembangkan
menjadi 18 target dan 48 indikator.
Dari tujuan satu, misalnya,
dirinci menjadi tiga target: (1a)
setiap negara harus dapat
mengurangi angka kemiskinan, yaitu mereka yang berpenghasilan kurang dari satu
dolar per hari, hingga setengahnya dari kondisi tahun 1990 hingga tahun 2015.
(1b) setiap negara harus mampu
menyediakan lapangan kerja bagi semua, termasuk perempuan dan anak muda; (1c)
pengurangan angka kelaparan sampai setengahnya dari kondisi antaran tahun
1990-2015.
Untuk Tujuan ke dua, dibidang
pendidikan, targetnya pada tahun 2015 semua anak usia sekolah hingga SMP dapat
menamatkan pendidikannya. Sementara
untuk tujuan ketiga, target yang harus dicapai adalah pada tahun 2015, tidak
ada perlakuan berbeda antara murid laki-laki dan perempuan di bidang pendidikan
dasar dan menengah.
Di bidang kesehatan, tujuan
ke empat, targetnya adalah menurunkan hingga dua per tiga angka kematian
Balita, antara 1990-2015. Sedangkan
tujuan ke lima, targetnya adalah menurunkan hingga tiga perempat, kematian ibu
melahirkan, antara 1990-2015. Dan seterusnya, baik untuk tujuan ke enam, tujuh
dan delapan. Semua ada target terukur dan indikator yang lebih rinci.
Pemerintah Pusat, dalam hal
ini Bappenas dan BPS mengevaluasi berbagai capaian yang diraih oleh seluruh
pmerintah daerah; antara tahun 2009 hingga tahun 2012. Baik di bidang pendidikan,
kesehatan, maupun penanggulangan kemiskinan.
Di bidang pendidikan misalnya, NTB termasuk tertinggi pencapaiannya di
bandingkan dengan daerah lain di
Indonesia. Kita telah berhasil
dengan sangat sukses menaikkan angka partisipasi sekolah di tingkat SD-SMP
bahkan SMA. Untuk APS tingkat SD dan sederajat, pada tahun 2008 sebesar 97,25%,
meningkat menjadi 97,76% pada tahun
2011. Pada saat yang sama untuk drop out
sekolah, berhasil diturunkan dari angka 1,17% (2008) menjadi 0,90% (2011).
Sedangkan tingkat SMP, APS meningkat dari 85,57% (2008) menjadi 91,52% (2011).
Untuk angka drop out menurun dari 5,25% (2008) menjadi 0,92% (2011).
Di bidang kesehatan,
kasus-kasus kematian bayi, balita, maupun kematian ibu melahirkan di NTB juga
menurun. Angka kematian bayi menurun dari 72 per seribu kelahiran hidup 2007
menjadi 55 per seribu kelahiran hidup tahun 2011. Demikian pula angka kematian
ibu melahirkan telah menurun dari posisi 320 per seratus ribu kelahiran hidup
menjadi 268 per seratus ribu kelahiran hidup tahun 2011.
Terkait dengan penanggulangan
kemiskinan, NTB berhasil meraih juara satu sebagai daerah paling tinggi tingkat
pengurangan kedalaman kemiskinannya. NTB
berhasil menurunkan tingkat kedalaman kemiskinan dari 3,33% pada tahun 2011
menjadi 3,19% pada tahun 2012. Angka kemiskinan sendiri berhasil secara
signifikan diturunkan dari 23,81% pada
tahun 2008 menjadi 18,02% pada tahun 2012. Artinya dalam empat tahun terakhir,
NTB tetap dapat menurunkan angka kemiskinan di atas satu persen per tahun. Ini
menempatkan NTB sebagai salah satu daerah yang termasuk progresif dalam program
penanggulangan kemiskinan. Data terkait
pemerataan pembangunan yang diukur dengan Gini Ratio juga menunjukkan
kecenderungan positif, semakin merata. Bahkan lebih baik dari rata-rata
nasional. Gini ratio NTB 0,3 sedangkan nasional 0,4.
Empat penghargaan utama yang
diraih oleh Pemerintah Daerah NTB di arena Musrenbangnas 2013, termasuk
Penghargaan Perencana Terbaik (anugerah Pangripta Nusantara Utama) menjadi
pelengkap dari berbagai penghargaan yang telah diraih oleh Gubernur NTB
sebelumnya. Penghargaan dalam berbagai
indikator MDGs seperti yang dijelaskan
di depan, sesungguhnya dapat menjawab secara langsung berbagai kritikan terkait
IPM. Karena MDGs sesungguhnya lebih luas dari IPM. Kalau IPM hanya menyangkut Pendidikan,
Kesehatan, dan Paritas Daya Beli, maka MDGs lebih luas dari itu. Memang secara
akumulatif, berbagai indikator ataupun nilai indeks yang diraih NTB masih
berada di bawah provinsi lain; namun dalam hal progress atau percepatan
pertambahan atau peningkatan nilainya, NTB yang dinilai paling cepat meningkat
atau paling tinggi peningkatannya. Wallahu ‘alam bissawab.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar