Selamat Datang, Era New Normal
Oleh Rosiady Sayuti, Ph.D.
Ketua Prodi Sosiologi Universitas Mataram
Saya yakin tidak banyak dari kita yang ingat, apalagi mengikuti kebiasaan Proklamator Bung Hatta selama di Pulau Banda dulu, ketika kita menghadapi hidup dalam era Pandemi Korona ini, yang bekerja dari rumah, belajar dari rumah, dan beribadah di rumah. Apa yang kita alami sekarang ini, mengingatkan saya kepada kisah Proklamator Bung Hatta ketika berada di pengasingan Pulau Banda Neira tahun 1936-1942. Beliau persis seperti era pandemi ini. Bekerja di rumah, belajar di rumah, dan beribadah di rumah. Yang membedakanya, mungkin kebiasaan beliau yang sangat disipiln.
Konon, seperti penuturan Bung Syahrir yang bersama Bung Hatta diasingkan di Banda Neira, setiap pagi, apa yang dilakukan Bung Hatta persis sama ketika beliau di rumahnya di Jakarta. Berpakaian rapi, pakai sepatu, dan berangkat kerja. Bedanya, ketika di Banda Neira, beliau ‘berangkat kerja’ ke kamar kerja, ruang sebelah tempat tidur beliau. Bukan pergi ngantor ke bangunan lain. Seperti itulah kedisiplinan beliau. Beliau istirahat, ketika mendengar azan zuhur. Dan seterusnya.
Dari segi produktivitas, saya yakin banyak dari kita yang bisa seperti Bung Hatta. Tapi dari segi berpenampilan, saya yakin jarang. Ketika memberikan kuliah via Zoom Meeting pun, saya tidak pakai sepatu. Bahkan hanya pakai sarung, meski bajunya rapi seperti di depan klas. Produktivitas saya juga lumayan tinggi. Bersama teman-teman, saya dapat menyelesaikan proposal penelitian yang kami submit ke lembaga donor internasional. Saya juga berhasil menyelesaikan satu bahkan dua naskah buku ajar. Saya tetap dapat memberikan kuliah online kepada mahasiswa saya, baik di Prodi Sosiologi maupun yang di Prodi Agribisnis. Begitu juga bimbingan skripsi mahasiswa, KKN, dan PKL. Semua dapat berjalan dengan baik dan on schedule. Alhamdulillah saya juga berhasil ngupload naskah Deskripsi Diri dalam proses Sertifikasi Dosen pada waktunya.
Sebuah proses yang sesungguhnya proses normal yang memang menjadi tugas dan tanggung jawab saya. Cuma situasinyalah yang tidak normal. Semua dikerjakan di rumah. Bukan di kantor atau di kampus.
Era New Normal
Istilah New Normal atau Normal Baru pertama kali diperkenalkan oleh Roger McNamee, dalam sebuah artikel yang diterbitkan di majalah Fast Company pada tanggal 30 April 2003. Menurut Roger McNamee, istilah New Normal mengacu ke situasi dan atau perilaku baru pada suatu komunitas atau bahkan seseorang yang dibawanya dari perilaku yang ‘menjadi kebiasaannya ketika ada fenomena yang memaksa yang bersangkutan dalam kurun waktu tertentu.’ Sebagai contoh, dari apa yang saya alami dan lakukan selama masa pandemi ini. Ketika pandemi ini berakhir, semoga dalam waktu tidak terlalu lama ke depan, perilaku saya dalam memberikan kuliah, dalam berkarya tulis ilmiah, dan dalam berkomunikasi dengan teman sejawat via daring, dan lain-lain, tidak banyak saya ubah, artinya tetap seperti waktu pandemi berlangsung, maka itulah yang disebut new normal. Kebiasaan cuci tangan ketika akan masuk rumah setelah bepergian, tetap dipertahankan, itu new normal. Kewajiban menjaga jarak, bahkan juga pakai masker, tidak saling berjabat tangan atau cipika cipiki ketika dipertahankan setelah pandemi berlalu, itu new normal.
Dengan bahasa sederhana, memang masa pandemi yang berlangsung berbulan-bulan ini pasti akan membawa perubahan perilaku kita sehari-hari. Kebiasaan dalam konteks ini adalah apa yang biasanya kita lakukan se hari-hari di rumah. Sudah tentu, yang seharusnya kita biasakan ke depan adalah perilaku dan aktifitas keseharian kita yang produktif.
Salah satu kegiatan yang kiranya perlu menjadi kegiatan dalam era new normal kita kedepan adalah penggunaan video conference, atau bertemu dalam sebuah acara seminar, lokakarya, ataupun rapat yang melibatkan banyak orang melalui teknologi video conference. Melalui kegiatan video conference ini ternyata kita bisa sangat efektif dalam ber seminar atay berdiskusi. Kita bahkan bisa menghadirkan pembicara yang ber klas nasional dan internasional, tanpa harus mengeluarkan banyak biaya. Demikian pula dari segi peserta, kita bisa mengundang peserta dari seluruh dunia. Suatu kegiatan yang sebelum pandemi korona ini terjadi, sangat jarang kita bisa laksanakan. Padahal teknologinya sudah tersedia. Nah, ketika era ini berlalu, kemudian kegiatan webinar (istilah untuk seminar online) terus secara berkala kita adakan, maka itu adalah new normal.
Yang pasti akan juga menjadi bagian dari new
normal kehidupan kita ke depan adalah dalam bidang pendidikan. Proses pembelajaran sistem daring selama era
pandemi ini, pada semua tingkatan pendidikan, pasti banyak akan berpengaruh
pada kebiasaan pembelajaran ke depan. Penggunaan teknologi informasi dengan
berbagai aplikasinya kiranya telah menjadi bagian dari proses pengajaran yang
semakin diminati oleh para pengajar, yang awalnya terpaksa dipergunakan. Ini akan
menjadi bagian penting new normal di masa mendatang. Bahwa proses belajar mengajar tidak harus 100
persen dengan metode tatap muka di depan klas. Ada bagian kebiasaaan di era
pandemik, yaitu sistem daring, yang juga dapat dipergunakan dan cukup
efektif. Ada waktu dimana peserta didik
tidak harus datang ke sekolah atau ke kampus. Dengan demikian, akan ada waktu
lebih banyak untuk pendidikan di rumah, termasuk interaksi bersama anggota
keluarga lainnya. Atau ketika dalam proses belajar mengajar ada kebutuhan untuk
mendatangkan narasumber dari luar sekolah. Kita dapat menggunakan sistem seperti
yang terjadi selama pandemi ini berlangsung. Ini menjadi bagian penting dari
hikmah yang harus diambil dari proses belajar mengajar selama pandemi ini. Dan
inilah salah satu kebiasaan baru new normal yang akan menjadi bagian dari
kurikulum pendidikan kita di depan. Di semua tingkat pendidikan. Wallahu a’lam
bisssawab. Lombok Post, Juni 2020
Tidak ada komentar:
Posting Komentar